NEWS

Kelahiran Kembali Italia dibawah Roberto Mancini

Menyusul kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2018, badan tertinggi olahraga komite Olimpiade Italia bereaksi dengan melakukan intervensi. Dua komisaris tinggi dipilih untuk melakukan evaluasi kegagalan mereka, yaitu mantan bek tengah Milan, Alessandro Costacurta dan Roberto Mancini.

Mereka duduk dan menonton kembali play-off kualifikasi Piala Dunia Italia yang naas saat melawan Swedia. Pada laga itu dua striker mereka Andrea Bellotti dan Ciro Immobile berada di barisan depan sepanjang pertandingan. ”Hal itu merupakan “undangan” bagi Swedia untuk menyerang kami”, kata Costacurta. Jadi, dia ingin tim Italia bermain menyerang dan melakukan High Press.

GAMBAR: Pemain Timnas Swedia berselebrasi saat mengandaskan Timnas Italia di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 (Bloomberg.com)

Mancini bukanlah pilihan pertama untuuk kandidat yang menerapkan sepak bola menyerang dan high pressing. Setidaknya fans tidak akan berpikir begitu. Tetapi Tiki Italia yang dimainkan Italia selama tiga tahun terakhir telah menjadi kejutan yang mengagumkan.

Italia lolos ke EURO dengan tiga pertandingan tersisa dan akan memainkan laga semifinal Nation League pada bulan Oktober tahun 2019. Mereka naik dari peringkat 18 dunia. Juga memecahkan rekor kemenangan beruntun dalam 27 pertandingan tak terkalahkan yang mengagumkan.

GAMBAR: Roberto Mancini saat ditunjuk menjadi pelatih kepala Timnas Italia pada 2018 (AFP)

Italia lolos ke EURO dengan tiga pertandingan tersisa dan akan memainkan laga semifinal UEFA Nation League pada bulan Oktober tahun 2019. Mereka naik dari peringkat 18 dunia. Juga memecahkan rekor kemenangan beruntun dalam 27 pertandingan tak terkalahkan yang mengagumkan.

Ada ketenangan dari tim Italia ini yang sebelumnya tidak ada. Mancini mengetahui tidak hanya bagaimana membuat keputusan tetapi juga bagaimana menangani pemain bintang. Mancini membangun tim ini berdasarkan kualitas 3 pemain tengah mereka yaitu Verratti, Insigne dan Jorginho. Dua dari tiga dari trio itu memiliki pengalaman bermain di Final Champions League. Verrati dengan PSG pada 2020 dan Jorginho bersama Chelsea pada tahun 2021. Mereka juga sudah menunjukkan kematangannya karena berada di usia menjelang akhir usia 20-an. 

GAMBAR: Marco Verrati saat pertandingan UCL bersama Paris Saint-Germain
GAMBAR: Jorginho memegang trofi Liga Champions bersama Chelsea, 2021 (Daily Mail)

Mancini juga menyampaikan pesan kepada para pelatih di Serie A bahwa sudah saatnya menaruh kepercayaan pada anak-anak muda Italia. Dia memanggil Nicolo Zaniolo, bahkan sebelum gelandang dinamis Roma itu bermain satu menit pun untuk klubnya.

Di Euro 2020, Italia menyapu bersih setiap laga grup. Duet Jorginho dan Insigne di lini tengah bermain sangat apik. Walaupun Marco Verratti belum bisa tampil karena dalam masa pemulihan cedera, tetapi penggantinya Manuel Locatelli tampil sangat baik di posisi yang ditinggalkan Verrati selama babak penyisihan grup. Tak mau kalah, permainan cantik ditunjukkan Nicola Barella di lini tengah dan Leonardo Spinazzola di bek sayap. 

GAMBAR: Timnas Italia di EURO 2020

Permainan Luar Biasa tersebut berlanjut ke babak 16 besar saat mereka mengalahkan Austria 2-1 Lewat Perpanjangan waktu. Lalu di 8 besar mengalahkan tim unggulan Belgia dengan skor 2-1. Hasil tersebut membuat mereka lolos ke Semifinal menantang Spanyol di Wembley. Dengan rekor Fantastis 32 laga tanpa kekalahan. Akankah mereka membuatnya Panjang hingga final? Patut ditunggu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *